Viktor Axelsen: Raja Bulu Tangkis Eropa yang Menaklukkan Dunia

Viktor Axelsen

Awal Kehidupan: Dari Odense ke Panggung Dunia

Viktor Axelsen lahir pada 4 Januari 1994 di Odense, Denmark. Sejak usia enam tahun, ia mulai bermain bulu tangkis di klub lokal atas dorongan ayahnya, Henrik Axelsen. Setelah perceraian orang tuanya, Viktor tinggal bersama ayahnya yang kemudian menjadi manajernya. Pada usia 17 tahun, ia pindah ke Kopenhagen untuk bergabung dengan tim nasional Denmark, menandai awal dari perjalanan profesionalnya di dunia bulu tangkis.

Karier Junior: Membuat Sejarah di Usia Muda

Viktor mengukir sejarah menjadi pemain pertama dari Eropa yang mendapat gelar tunggal putra di Kejuaraan Dunia Junior BWF di Guadalajara, Meksiko pada tahun 2010. Prestasi ini menandai awal dari dominasi Axelsen di panggung internasional, menunjukkan bahwa pemain non-Asia juga bisa bersinar di olahraga yang didominasi oleh negara-negara Asia.

Transisi ke Senior: Membangun Reputasi Global

Setelah sukses di level junior, Axelsen mulai menunjukkan taringnya di level senior. Ia meraih medali perunggu di Kejuaraan Dunia BWF 2014 dan menjadi juara Grand Prix pertamanya di Swiss Open tahun yang sama. Pada tahun 2016, ia memenangkan gelar Eropa pertamanya dan meraih medali perunggu di Olimpiade Rio de Janeiro setelah mengalahkan Lin Dan, legenda bulu tangkis asal Tiongkok.

Puncak Karier: Juara Dunia dan Olimpiade

Tahun 2017 menjadi tonggak penting dalam karier Axelsen. Ia memenangkan Kejuaraan Dunia BWF di Glasgow dengan mengalahkan Lin Dan di final, menjadi pemain Denmark ketiga yang meraih gelar tersebut. Kemenangan ini diikuti dengan keberhasilannya meraih gelar di Japan Open dan menjadi pemain nomor satu dunia pada September 2017.

Pada Olimpiade Tokyo 2020, yang diadakan pada 2021 karena pandemi COVID-19, Axelsen meraih medali emas setelah mengalahkan Chen Long di final. Ia menjadi pemain non-Asia pertama yang memenangkan emas tunggal putra sejak 1996.

Konsistensi dan Dominasi: 2022 hingga 2025

Axelsen terus menunjukkan konsistensi luar biasa. Ia memenangkan Kejuaraan Dunia BWF 2022, menjadi pemain non-Asia pertama yang meraih dua gelar dunia di tunggal putra. Pada Olimpiade Paris 2024, ia berhasil mempertahankan gelar emasnya dengan mengalahkan Kunlavut Vitidsarn di final, menjadi pemain tunggal putra kedua setelah Lin Dan yang meraih dua emas Olimpiade.

Pada tahun 2025, Axelsen memulai musim dengan kemenangan di India Open dan German Open, menambah koleksi gelarnya di turnamen Super 300 dan Super 500. Ia juga kembali meraih gelar di Hong Kong Open, menjadi pemain Denmark pertama yang menang di sana dalam 27 tahun.

Gaya Bermain dan Keunggulan Fisik

Dengan tinggi badan 1,94 meter, Axelsen memanfaatkan keunggulan fisiknya untuk menghasilkan smash tajam dan jangkauan luas di lapangan. Namun, ia juga dikenal karena kecepatan, ketahanan, dan strategi permainannya yang cerdas. Kombinasi ini membuatnya sulit dikalahkan dan menjadi panutan bagi pemain muda di seluruh dunia.

Kehidupan Pribadi dan Aktivitas di Luar Lapangan

Axelsen dikenal sebagai pribadi yang rendah hati dan pekerja keras. Ia fasih berbahasa Mandarin, yang membantunya berkomunikasi dengan penggemar dan sponsor di Tiongkok. Setelah sukses di Olimpiade Tokyo, ia memutuskan untuk pindah ke Dubai demi lingkungan latihan yang lebih kondusif dan iklim yang mendukung.

Di media sosial, Axelsen aktif membagikan momen latihan, pertandingan, dan kehidupan pribadinya kepada lebih dari satu juta pengikut di Instagram dan platform lainnya. Kehadirannya di dunia digital menjadikannya salah satu atlet bulu tangkis paling dikenal secara global.

Warisan dan Pengaruh Global

Viktor Axelsen telah mengukir namanya sebagai salah satu legenda bulu tangkis dunia. Dengan dua medali emas Olimpiade, dua gelar juara dunia, dan berbagai prestasi lainnya, ia membuktikan bahwa pemain Eropa dapat bersaing dan bahkan mendominasi di olahraga yang sebelumnya didominasi oleh negara-negara Asia. Dedikasi, kerja keras, dan semangat juangnya menjadi inspirasi bagi generasi muda di seluruh dunia.

Share this